Manajemen Sumber Daya Manusia Strategis : Repositioning Peran,Perilaku Plus Kompetensi Serta Peran SDM Strategis.
Perubahan
lingkungan bisnis demikian kuat pengaruhnya terhadap organisasi. Setiap
perubahan yang terjadi selalu akan membawa dampak bagi setiap aspek
organisasi seperti : nilai tambah hasil,struktur kompleks,span of
control,manajemen,kelompok kerja,susunan pekerjaan,proses aktivitas dan
bentuk komunikasi atau pendelegasian wewenang.
Berbagai
pengaruh perubahan yang terjadi menuntut organisasi untuk membuka diri
terhadap tuntutan perubahan dan berupaya menyusun strategi dan kebijakan
yang selaras dengan perubahan lingkungan bisnis dan akan bergantung
pada kemampuan organisasi dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan
lingkungan. Artinya suatu organisasi mampu menyusun strategi dan
kebijakan yang ampuh untuk mengatasi setiap perubahan yang terjadi.
Keberhasilan penyusunan kebijakan dan strategi organisasi akan didukung
lebih banyak fungsi manajerial yang ada. Salah satu bidang fungsional strategi yang menjadi perhatian adalah Manajemen Sumber Daya Manusia.
Manajemen
SDM merupakan bidang strategis dari organisasi. MSDM harus dipandang
sebagai perluasan dari pandangan tradisional untuk mengelola orang
secara efektif dan untuk itu membutuhkan pengetahuan tentang prilaku
manusia dan kemampuan untuk mengelolanya. Oleh sebab itu wajarlah
apabila penyusunan strategi SDM harus relevan terhadap penyusunan
strategi bisnis.
Pembahasan
dimulai dengan menekankan pada perubahan lingkungan bisnis dramatis
yang memiliki pengaruh terhadap perubahan peran SDM. Untuk mendukung
perubahan tersebut organisasi perlu melakukan Reposiotioning baik dalam hal perilaku dan kompetensi SDM sebagai bagian dari Reposiotioning peran SDM untuk meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.
Perubahan Lingkungan Bisnis
Schuller
(1990) melihat berbagai perubahan lingkungan bisnis tersebut meliputi
aspek internal dan eksternal. Perubahan eksternal lebih banyak melihat
pada berbagai faktor di luar organisasi yang mempengaruhi perubahan
peran SDM. Sementara perubahan internal lebih banyak melihat pada
berbagai faktor di dalam organisasi yang mempengaruhi perubahan peran
SDM.
· Perubahan Eksternal
Perubahan
eksternal dalam lingkungan bisnis meliputi tantangan global,yang berupa
ekspansi global dan persaingan akan penugasan internasional,persaingan
domestik dan internasional (kinerja karyawan dan
pemberdayaan),karekterisitik demografi (gender,pendapatan,glass-ceilling effect,minoritas,mayoritas,
dan diversitas angkatan kerja), karakterisitik angkatan kerja (tingkat
pendidikan dan nilai budaya kerja). Serta terakhir trend ekonomi dan
organisasional yang meliputi : perubahan skill dan pekerjaan,perubahan
organisasi,kemajuan teknologi,otomatisasi dan robotis.
· Perubahan Internal
Perubahan
internal dalam lingkungan bisnis meliputi permasalahan manajemen puncak
(nilai budaya,hak dan etika,serta program pengembangan),struktur
organisasional (Manajemen SDM strategis), budaya organisasi (filosofi
SDM), ukuran organisasional (pengendalian prilaku). Berbagai perubahan
internal tersebut meliputi :
· Tantangan kualitas,
Yang berupa penciptaan produk dan jasa berkualitas,tingginya tuntutan
untuk semakin kreatif,berani mengambil resiko,dapat beradaptasi,mampu
bekerja dalam kelompok serta bertambahnya tekanan untuk meningkatkan
kualitas kerja dan partisipasi kerja tim.
· Tantangan teknologi,yang
berupa perubahan struktural dan perubahan peran dari SDM,bertambahnya
tekanan untuk membuktikan peran dari SDM dalam meningkatkan kualitas SDM
dan memberikan pelayanan terbaik kepada dept lain,semakin bervariasinya
pengalaman dan latar belakang karyawan yang aktif berkarya dalam suatu
organisasi.
· Tantangan sosial,
yang berupaya penanganan kompetensi karyawan dan cara perusahaan
menangani konflik kerja,makin meningkatnya tekanan untuk mengukur
produkvitas kerja karena adanya benchmarking,maka
organisasi harus berlomba dalam meningkatkan kinerja agar mampu bersaing
di arena bisnis global dan terakhir berubahnya tekanan dari penghargaan
berdasarkan lama pekerjaan ke penghargaan berdasarkan prestasi kerja.
Lebih
lanjut baik perubahan eksternal maupun internal memiliki implikasi
lebih lanjut terhadap organisasi untuk melihat keunggulan kompetitif
yang dimiliki terutama potensi SDM demi memenangkan persaingan global.
Sehingga organisasi perlu mengkaji ulang strategi bisnis demi
meningkatkan kinerja daya saing.
Perubahan Peran SDM
Perubahan
lingkungan bisnis akan membawa dampak perubahan pada strategi bisnis.
Sebagaimana telah diketahui perubahan strategi bisnis akan semakin
mengarahkan manajer untuk memperjelas ke arah mana visi dan misi bidang
SDM akan dibawa. Dalam pengertian bahwa SDM merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari organisasi. Karena perubahan ini menyangkut banyak
aspek dan tuntutan yang harus dicapai maka perlu dilakukan pengembangan
kualitas SDM. Pengembangan kualitas SDM biasanya dilakukan melalui
kegiatan investasi SDM maka perlu diketahui bahwa dengan adanya
investasi SDM maka pola strategi SDM akan berubah dan menuntut perubahan
tipe kompetensi pada tipe tugas berbeda yang akan berdampak pada
perubahan peran SDM.
Terkait dengan perubahan peran SDM maka kita perlu melihat peran SDM pada paradigma tradisional.
Dalam hal ini Cascio (1995) menggarisbawahi beberapa peran SDM pada paradigma lama seperti :
· Attraction yang meliputi :
identifikasi persyaratan pekerjaan,menentukan jumlah orang dan
kombinasi keterampilan yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan dan
menyediakan kesempatan yang sama bagi setiap kandidat terpilih.
· Selection yang meliputi : memilih orang yang terbaik bagi pekerjaan yang bersangkutan.
· Retention yang meliputi :memberikan reward bagi orang yang bekerja efektif dan mempertahankan keamanan dan kenyamanan lingkungan kerja.
· Development yang meliputi : meningkatkan dan menyiapkan kompetensi karyawan melalui peningkatan knowledge,skill dan abilities dan pendekatan spesialis fungsi perusahaan.
· Assesment yang meliputi : pengamatan dan penilaian perilaku dan sikap yang relevan dengan pekerjaan dan kinerja SDM.
· Adjusment yang meliputi : pemeliharaan pemenuhan kebutuhan yang terkait dengan kebijakan SDM perusahaan.
Pemahaman
peran SDM secara tradisional akan berakibat pada dipakainya struktur
organisasi sentralisasi di mana keterlibatan dari manajer lini sangat
terbatas dan kemudian tipe perencanaan dari atas ke bawah (top-down)
yang memiliki kelemahan tidak ada komunikasi dua arah dan keterlibatan
karyawan dalam proses perencanaan bisnis sangat terbatas.
Kemudian
berangkat dari keterbatasan paradigma lama dan adanya tuntutan dalam
evolusi SDM diatas maka terjadi revolusi pemikiran baru pada era
1980-1990 yang disebut the age of gaining and sustaining competitive advantage, sebagaimana terlihat jelas pada tabel dibawah ini
Kriteria
Perbedaan
| Periode waktu I
1960-1970
| Periode waktu I
1970-1980
| Periode waktu I
1980-1990
|
Era
| Personell | Governmental
Accountability
| Gaining and sustaining the Competitive Advantage |
Tanggung Jawab
| Employee Concern | Care to discrimination ,law ,health ,and safety,federal regulary agency , interde pendeces guidelines and court rullings | Control cost,enhance competitiveness,and to add value to the firm in everything it does |
Peran
| Screening applicant, orientation for new employees, planning the company picnic, circulating memo “whoses impertinence was exceedes only by their irrelevance” | Compensation and benefit,affirmative action (promotion),labor relation training and development | Responsible for optimating the use of all kinds resources: phsycal,financial and human |
Berikutnya kalau dalam paradigma lama,peran dept SDM sekedar pelengkap maka dalam paradigma baru dept SDM sudah memiliki peran strategis. Artinya dept SDM memiliki kontribusi dalam menentukan masa depan organisasi melalui orientasi fungsional bukan lagi pada pengawasan,pengarahan, dan pengendalian saja (command) tetapi sudah pada pengembangan,kreativitas,fleksibelitas dan manajemen proaktif (coordination).
Oleh
karena itu organisasi perlu terus melakukan pengembangan SDM karena
bagaimanapun dept SDM merupakan mitra dept lain dalam pengembangan SDM.
Paradigma pengembangan SDM baru ternyata sudah lebih mengoptimalkan pada
proses komunikasi dua arah dan perencanaan dari bawah ke atas (bottom-up).
Lebih khusus perubahan yang terjadi juga menyangkut perubahan peran
SDM. Manajer harus mampu melihat perubahan peran SDM seperti apa yang
harus dimainkan. Untuk kita dapat melihat model transformasi Dept SDM
dibawah ini :
Dimensi
|
Paradigma lama
|
Paradigma baru
|
Nature of the program and function
|
Responsive
Operasional
Individual
|
Proactive
Strategic
Sociolical
|
Creation of the HR
|
HR departement has full responsibility
|
HR departement and policy
Line management
Share responsibility
|
Organization of HR Departement
|
Employee advocate
Functional structure
Reporting to Staff
|
Business partner
Flexible structure
Reporting to Line
|
Profile of the HR
|
Career in HR
Specialist
Limited Finance Skill
Current focus
Monolingual
National perspective
|
Rotation
Generalist
Financial experience
Focus on future
Multilingual
Global Perspective
|
Tuntutan
ini terjadi karena dalam paradigma baru tentu akan tercermin budaya
kerja baru,strategi dan peran SDM baru dalam suatu tipologi organisasi
baru,sebagaimana tabel dibawah ini yang secara spesifik melukiskan
pergeseran peran tersebut.
Jenis Organisasi
|
Peran penting SDM
|
Organisasi dalam lingkungan lama
|
Berkonsentrasi
pada fungsi produksi,keuangan dan pemasaran serta bukan merupakan
tipe manajemen yang efektif karena berorientasi jangka pendek
|
Organisasi dalam lingkungan baru
|
Berkonsentrasi pada fungsi SDM, merupakan tipe manajemen yang efektif karena berorientasi jangka panjang
|
Dari
tabel diatas terlihat bahwa dengan adanya perubahan lingkungan
organisasi maka konsentrasi seorang manajer SDM dituntut berubah. Hal
ini mengakibatkan tipe peran yang harus diambil.
Repositioning Peran SDM
Upaya
repositioning pada dasarnya merupakan transformasi peran yang menuntut
kemampuan,cara kerja,cara pikir dan peran baru dari SDM. Untuk dapat
melakukan proses repositioning dengan baik maka organisasi perlu
mempersiapkan SDM yang mampu bersaing di masa depan.
Repositioning
Perilaku SDM berkaitan dengan peningkatan inisiatif bekerja dalam diri
seseorang dan untuk itu diperlukan etos kerja yang baik. Sementara Repositioning kompetensi SDM berkaitan dengan peningkatan kualitas dari SDM lengkap dengan SDM yang dibutuhkan (fasilitas). Upaya Repositioning ditujukan untuk mengubah pemahaman peran SDM : command to coordination dan manajer dapat memakai dua pendekatan,yakni :
1. A.
climate well being : employees that practices in selection,training and
reward meets their needs,can create satisfied employees where positive
fully spoil over to customer.
2. A.climate
for sense : employees of superior support like as : Research &
Development and cooporative support that influence service quality is a
care wide and faithfully its debuging.
Berdasarkan
pendekatan tersebut manajer SDM diharapkan mampu mengkoordinasikan
semua elemen organisasional untuk dikelola secara bersama dengan harapan
dapat meningkatkan kinerja organisasi yang bersangkutan. Masalah proses
Repositioning menyangkut perubahan peran SDM yang
menuntut berbagai macam peningkatan kualitas dalam diri karyawan.
Sehingga mau tidak mau SDM harus dikembangkan dulu sebelum dinyatakan
layak untuk menjalankan peran SDM strategis.
Menyimak uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa organsisasi yang ingin survive dalam lingkungan persaingan yang ketat harus melakukan Repositioning peran SDM dengan cara melatih (investasi) dan melatih kembali (reinvestasi) SDM baik dalam aspek perilaku maupun kompetensi SDM.
Repositioning Perilaku SDM
Yang
perlu dibahas pada hal ini adalah hubungan strategi kompetitif yang
menjelaskan bahwa untuk mencapai strategi yang kompetitif dibutuhkan
adanya perilaku tertentu dan mereka mengajukan suatu hipotesis tentang
model manajemen SDM yang dapat mencapai kondisi organisasi yang
mempunyai keunggulan kompetitif. Dalam hal in,ada tiga strategi untuk
mencapai keunggulan kompetitif.
1. Strategi inovasi digunakan untuk mengembangkan produk atau jasa yang berbeda dari para pesaing.
2. Strategi
kualitas lebih mengutamakan pada penawaran produk atau jasa yang lebih
berkualitas,meskipun produknya sama dengan pesaing.
3. Strategi pengurangan biaya menekankan pada usaha perusahaan untuk menjadi produsen dengan penawaran harga produk rendah.
Beberapa
dimensi peran perilaku karyawan yang diperlukan untuk mendukung
penerapan atau implikasi tiga strategi di atas tentu akan berbeda-beda.
Ini dapat dilihat sebagai berikut :
· Strategi inovasi,perilaku
karyawan yang diperlukan adalah tingkat kreativitas tinggi,berfokus
pada jangka panjang,mempunyai tingkat kerjasama yang tinggi,perilaku
mandiri,cukup memiliki perhatian pada kualitas dan kuantitas,seimbang
dalam orientasi proses dan hasil,penerimaan resiko pada tingkat yang
lebih tinggi serta toleransi yang cukup tinggi terhadap ketidakpastian.
Sebagai implikasinya,dalam mengelola karyawan sebaiknya memberikan
sedikit pengawasan,memilih karyawan yang mempunyai keterampilan
tinggi,memberikan sumberdaya yang lebih banyak untuk bereksperimen dan
melakukan penilaian kinerja jangka panjang.
· Strategi kualitas,perlu
didukung dengan profil perilaku karyawan sebagai berikut : perilaku
yang relatif berulang dan dapat diprediksi,berfokus pada jangka
menengah,cukup mau melakukan kerjasama,perilaku mandiri,perhatian yang
tinggi terhadap kualitas,fokus tinggi terhadap proses,kurang berani
mengambil resiko dan cukup komitmen terhadap tujuan organisasi. Sebagai
implikasinya, karena strategi kualitas melibatkan komitmen dan
pemamfaatan karyawan secara lebih besar,maka organisasi hanya
membutuhkan sedikit karyawan untuk lebih besar,maka organisasi hanya
membutuhkan sedikit karyawan untuk membuat output yang sama atau
standar.
· Strategi pengurangan biaya,diperlukan
perilaku karyawan yang relatif berulang dan dapat diprediksi,berfokus
jangka pendek,lebih mengutamakan pada kegiatan individu dan
otomatisasi,cukup memberikan perhatian kualitas,perhatian terhadap
kuantitas output lebih tinggi,kurang berani menanggung resiko dan lebih
menyukai kegiatan yang bersifat stabil. Sebagai implikasinya,perusahaan
akan banyak menggunakan tenaga kerja yang part time,sub
kontrak,menyederhanakan pekerjaan dan prosedur pengukuran,melakukan
otomatisasi,perubahan aturan kerja dan fleksibelitas penugasan.
Repositioning Kompetensi SDM
Peran strategi SDM juga menyangkut masalah kompetensi SDM baik dalam kemampuan teknis,konseptual dan hubungan manusiawi. Upaya Repositioning kompetensi SDM dilakukan dengan merunbah pemahaman organisasi tentang peran SDM yang semula people issues menjadi people related business issues. People issues dapat didefinisikan sebagai isu bisnis yang hanya dikaitkan dengan orang bisnis saja (business competency is only business people).
Artinya lebih banyak yang terlibat adalah eksekutif bisnis dan
eksekutif SDM tidak perlu terlalu banyak terlibat dalam perencanaan
strategi bisnis yang akan diambil.
Sebagai
implikasinya kompetensi karyawan atau eksekutif SDM cenderung kurang
diakui. Setelah terjadinya paradigma manajemen SDM maka pemahaman
tersebut berubah menjadi people related business issues
(business competence is for every business people in the organization
included Human Resources Management People or Excecutives).
People related business issues didefinisikan
sebagai persoalan bisnis yang selalu dikaitkan dengan peran serta aktif
SDM. Isu ini berkembang oleh karena adanya tendensi seperti : People,service
and profit,100% customer service,challenge and opportunities,no lay
off,guaranteed for treatment,survey or feedback or action,promote for
work,profit sharing and open door policy. Tendensi-tendensi ini
memiliki implikasi yang menuntut kontribusi aktif semua pihak yang ada
dalam organisasi terutama karyawan SDM.
Dengan
adanya kecenderungan tersebut maka peran SDM akan semakin dihargai
terutama dalam hal kompetensi SDM untuk pengelolaan bisnis. Penghargaan
terhadap kompetensi SDM memang diperlukan karena hal tersebut akan
mempengaruhi keefektifan kegiatan bisnis.
Maka
terkait dengan peran strategis SDM ada beberapa keahlian yang harus
dikuasai oleh seorang manajer. Berbagai kompetensi atau keahlian dari
manajer ternyata terkait dengan beberapa upaya pengelolaan organisasi
terhadap berbagai aspek bidang pengetahuan yang harus dikuasai oleh
seorang manajer (People related business issues). Secara terperinci berbagai tipe pengelolaan tersebut dapat disajikan dalam tabel dibawah ini.
Bidang
|
Elemen Penting
|
Kompetensi Tenaga Kerja
Diversitas Angkatan Kerja
Dukungan Keunggulan
Globalisasi Tenaga Kerja
|
Kompetensi transformasional,berbasis input dan output
Ras,Jenis kelamin,umur dan bahasa
Customer values dan kompetensi manajerial
Expatriate,Standarisasi SDM Internasional
|
Pengelolaan kompetensi tenaga kerja
Pengelolaan
ini meliputi beberapa kompetensi SDM seperti : Kompetensi
transformasional, Kompetensi berbasis input dan Kompetensi berbasis
output.
Kompetensi berbasis input : lebih menekankan pada manager-strategy-fit melalui proses pengangkatan karyawan untuk organisasi dalam bentuk integrasi SDM.
Kompetensi transformasional
: lebih menekankan inovasi dan pemanfaatan kewirausahaan melalui proses
pembentukan dan sosialisasi perilaku karyawan atas dasar
kreativitas,kerjasama dan saling percaya.
Kompetensi berbasis output : lebih
menekankan pada keterlibatan yang lebih tinggi dari karyawan melalui
proses pembelajaran positif,pembangunan reputasi yang baik dan hubungan
positif dengan para stake holder.
Pengelolaan Diversitas Angkatan Kerja.
Merupakan
pengelolaan terhadap berbagai aspek yang membedakan SDM satu sama lain :
ras , jenis kelamin,umur dan bahasa,tetapi ada juga yang melihat bahwa
diversitas ini meliputi : pemahaman diversitas sebagai pengetahuan
sosial serta diadakannya paket pelatihan bagi manajer dengan topik
terkait.
Pengelolaan Dukungan Keunggulan Kompetitif Tenaga Kerja
Merupakan
upaya yang membuat staf SDM dan manajer lini mampu mendukung upaya
organisasi untuk mencapai tujuan dalam suatu lingkungan yang lebih
flat,bersih dan fleksibel. Untuk merealisasikan hal tersebut mutlak
diperlukan pengembangan SDM atau dapat juga dikatakan
bahwa pengelolaan keunggulan kompetitif meliputi : kemampuan organisasi
merumuskan strategi guna memaksimalkan profit dan membuat organisasi
mempunyai nilai transaksi yang baik,unik dan tidak dapat ditiru pesaing
dimata pelanggan (customer values). Tambahan kompetensi yaitu kompetensi
manajerial yakni manajer SDM memiliki peran dalam pembentukan visi
strategik,penyusunan model organisasional dan adaptasi terhadap
perubahan lingkungan.
Pengelolaan Globalisasi Tenaga Kerja
Merupakan
sebagai upaya untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya pengetahuan
akan globalisasi dalam praktek bisnis. Globalisasi akan membuat
tantangan khusus terutama bagi para profesional dalam dekade 90-an. Beberapa aspek pengetahuan akan globalisasi yang perlu diketahui misalnya.meliputi pemahaman tentang expatriate,kebijakan SDM negara berkembang,penugasan internasional,standarisasi internasional dan diversitas SDM.
Implikasi Repositioning Peran SDM
Untuk menunjang proses Repositioning peran SDM,dapat menggunakan beberapa upaya Customerizing peran SDM sebagai pertimbangan yaitu :
· Kondisi
wajar segala aktifitas SDM melalui pendefinisian tanggung jawab
departemen SDM untuk memaksimalkan pencapaian tujuan organisasi. Faktor
kuncinya adalah time and money management,motivating,quality work of life and competency.
· Agenda aksi SDM melalui pelaporan periodik dari manajer SDM kepada manajer puncak perihal tugas-tugasnya. Kuncinya adalah people is most important factor.
· Implementasi
agenda aksi SDM melalui pemberian tanggung jawab pekerjaan yang tepat
sesuai dengan kapabilitas staf SDM. Kuncinya adalah the right man on right jobs.
· Evaluasi
dan validasi aktivitas SDM melalui pembelajaran para eksekutif SDM
untuk berprilaku seperti orang bisnis. Kuncinya adalah large contribution to company with the fairly competition and increase the cost control.
Berdasarkan pada empat faktor customerization di atas maka organisasi akan dapat melakukan Repositioning divisi SDM yang akan meliputi peran baru,hubungan baru,cara berpikir dan cara kerja baru manajer lini dan manajer SDM.Kemudian proses Repositioning
selanjutnya dihasilkan divisi SDM baru dimana terdiri dari para staf
SDM yang peduli terhadap isu bisnis,berfokus pada pelanggan,bekerja
dalam kelompok dan memiliki tipe perencanaan bottom-up.
Peran baru manajer SDM diharapkan memiliki dampak positif terhadap
keefektifan pengembangan organisasional. Karena pada dasarnya eksekutif
SDM dapat menjadi agen perubahan organisasi yang handal.
Pencapaian Peran Strategi SDM
Peran strategis SDM sebagai outcome proses Repositioning
diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam perencanaan
strategi bisnis. Hal ini berarti pencapaian peran strategi SDM sudah
selayaknya dimulai dari analisa kompetensi SDM dan perilaku SDM.
Pencapaian peran strategis SDM dapat dilakukan dengan beberapa tahapan yang meliputi Connecting role,enabling role,monitoring role,inovating role dan adapting role, sebagaimana tertera pada tabel dibawah ini :
Elemen
|
Diskripsi
|
Connecting role
|
· Linking the HR to business role
· Know the needs of the business,where its going,where it should be going and helping to get there
· Increase involvement in the key issues strategy direction
|
Enabling role
|
Customerization: viewing everybody whether internal or external to the organization as a customer and their putting first.
|
Monitoring role
|
Using of computer technology and human resources information system.
|
Inovating role
|
Using contribution assestment to measure efficiently and effectiveness of HRD.
|
Adapting role
|
Using of flexible role model to dilute the bureaucration
|
Berbagai macam peran baru SDM sebagai hasil proses repositioning seperti :
(1) Business Person meliputi : praktisi SDM,partisipasi dalam bidang keuangan dan operasional,rotasi posisi antar fungsi SDM dan fungsi lain
(2) Shaper of change seperti : partisispasi tim atas perubahan,melakukan penelitian,dan partisipasi aktif pembentukan misi dan tujuan perusahaan.
(3) Consultant to organizer or partner to line seperti : aktif dalam konsorsium,penyiapan proposal dan partisipasi dalam sistem komputerisasi.
(4) Strategy formulator and implementator seperti
: mengerti strategi bisnis,orientasi bisnis secara strategis,strategi
semua divisi organisasi dan aplikasi praktek manajemen SDM dari berbagai
lini strategis.
(5) Talent manager seperti : komunikasi dengan semua manajer lini secara terus menerus,konferensi pengembangan jaringan kerja dan computer intillegent.
(6) Asset manager and cost controller seperti : kursus akutansi dan keuangan,baca artikel jurnal dan prosedur akuntansi.
Beberapa
peran baru tersebut dapat dikategorikan sebagai peran strategis SDM
karena terkait langsung secara aktif dengan kegiatan bisnis organisasi.
Adapun kategorisasi peran strategis SDM sebagai berikut :
· Menjadi
partner manajer dalam pelaksanaan strategi. Artinya manajer SDM mampu
untuk melakukan audit organisasional,menemukan metode pengembangan yang
tepat dan terakhir melakukan prioritas dalam penentuan skala dan
pelaksanaan tindakan.
· Menjadi
eksekutif administratif yang ahli. Artinya manajer SDM tentunya bukan
hanya terampil dalam pekerjaan administrasi belaka tetapi juga terampil
dalam pekerjaan manajerial yang membutuhkan pengambilan keputusan yang
tepat,cepat dan benar.
· Menjadi
eksekutif yang juara. Artinya mampu menjadi panutan bagi karyawan lain
dalam bekerja dan fasilitator serta motivator jika karyawan lain
mengalami kesulitan.
· Menjadi
agen perubahan. Artinya menjadi inovator dalam arti memberikan nilai
tambah bagi kemajuan organisasi dalam mengantisipasi perubahan
lingkungan bisnis yang terjadi di sekitarnya.
No comments:
Post a Comment